Rabu, 04 Mei 2011

MENGENAL MITOS, FAKTA, PENYEBAB DAN PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG.

WRITTEN BY MARCOS TANU WIJAYA

MITOS DAN FAKTA PENYAKIT JANTUNG
Siapa yang tidak ingin mengetahui sebuah penyakit, dimana dengan mengetahuinya dapat membuat memberikan banyak informasi bagi yang mengetahuinya dan dapat juga memberitahukannya untuk keluarga dan orang tercintanya. Karena apalagi kita bukanlah seorang dokter yang mampu  mendiagnosa penyakit tertentu. Sekarang penyebab penyakit yang kita bahas adalah penyakit jantung. Apalagi penyakit ini juga dapat dikatakan berbahaya, karena dapat mengakibatkan kea rah kematian. Kematian yang dapat meninggalakan sanak keluarga yang tercinta. Walaupun kita juga mengetahui bahwa penyakit jantung juga dapat dicegah atau dapat juga disembuhkan jika orang atau si penderita mampu untuk menjaga kesehatannya ketika dia sudah menderitanya. Namun, untuk orang yang belum terkena lebih baik mengenal atau mengetahuinya dan waspada terhadap penyakit ini. Karena mencegah adalah jalan yang lebih baik daripada memperbaiki ketika sudah telanjur sakit atau sudah terkena suatu penyakit.
Penyakit jantung pada akhir-akhir ini menjadi salah satu obyek pembicaraan yang sangat dibicarakan oleh banyak lapisan masyarakat. Serangan jantung (bahasa Inggris: Myocardial infarction, acute myocardial infarction, MI, AMI) adalah terhentinya aliran darah, meskipun hanya sesaat, yang menuju ke jantung, dan mengakibatkan sebagian sel jantung menjadi mati.
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa di Amerika. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat:
  • 1,5 juta orang mengalami serangan jantung.
  • 478000 orang meninggal karena penyakit jantung koroner.
  • 407000 orang mengalami operasi peralihan.
  • 300000 orang menjalani angioplasti.
Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola hidup.
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu "pengatur irama". Ini terdiri dari sekelompok secara khusus, disebut nodus sinotrialis, yang terletak di dalam dinding serambi kanan. Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya diteruskan ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek - kira-kira 0,4 detik - yang disebut diastole, sebelum impuls berikutnya datang. Nodus sinotrialus menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi impuls-impuls ini juga dikendalikan oleh suatu bagian sistem syaraf yang disebut sistem syaraf otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik built-in inilah yang menghasilkan kontraksi-kontraksi otot jantung beirama yang disebut denyut jantung.
Dimana penyakit ini sudah menjadi berita yang popular juga. Seperti yang dikutip dalam Koran jawa pos hari sabtu tanggal 23 april 2011. Dimana sudah banyak korban yang disebabkan oleh penyakit ini. Hal ini juga dapat di lihat dari kalangan selebriti yang terkena penyakit jantung seperti Adjie Massaid. Actor yang juga sebagai artis tersebut. Oleh karena banyaknya penyakit ini yang menyebar di kalangan masyarakat maka banyak berbagai mitos yang berkembang.seperti halnya tangan yang sering keringatan dapat dihubungkan dengan penyakit jantung kemudian karena banyaknya olahraga berat dapat menyebabkan kematian yang mendadak.
Mengungkapkan tentang mitos akan tangan yang sering basah karena keringat dingin selalu dihubungkan dengan penyakit jantung lemah. Namun, hal itu dibantah Dr j. nugroho SpJP dari departemen kardiologi dan vaskuler FK Unair/ RSUD dr Soetomo. “ padahal, tidak ada hubunganya secara langsung” kata nugroho. Cukup banyaknya keringat di tangan bisa juga karena kelenjar keringat yang berlebihan di bagian tubuh tertentu. Kondisi tersebut disebut hyperhidrosis. Pada suatu bagian, tubuh mengeluarkan keringat berlebih. Selain di tangan, biasanya itu ditemukan di sekitar hidung, wajah, paha, dan bagian tubuh lainnya. “setiap orang pasti berbeda,” tegasnya. Keringat tersebut muncul  saat kecemasan muncul. Nah, ketika kecemasan terjadi, saraf dan kelenjar menstimulasi keluarnya keringat berlebih. Pada saat kecemasan muncul, efek sampingnya perasaan deg-degkan dan detak jantung semakin cepat. “ tidak semua yang mengeluarkan keringat di tangan terindikasi penyakit jantung,” jelasnya.
Padahal, jantung lemah atau gagal jantung biasanya berkaitan dengan kemampuan jantung memompa. Gerakan memompa jantung terdiri atas dua, yaitu kontraksi (jantung mengerut) dan dilatasi (jantung relaksasi). “kalau jantung lemah, berate fungsi kontraksi jantung lemah,” paparnya. Dengan kemampuan kontraksi yang lemah, oksigen yang dihasilkan juga sedikit. Akibatnya, aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh sedikit terganggu. Lantaran terganggu, efek pada tubuh adalah mudah capai atau biasanya orang sering ngos-ngosan saat berjalan ringan. Selain itu, jika aliran oksigen keseluruh tubuh lemah, kesegaran jantung tidak bagus. Olahraga teratur akan membuat otot jantung menguat sehingga aliran darh lebih lancar.
Kemudian bagaimana dengan mitos bahwa olahraga berat, dapat menyebabkan kematian. Seperti yang dialami oleh actor Adjie Massaid. Lulusan FK UNAIR tersebut mengungkapkan, olahraga yang berlebihan membuat jantung bekerja menjadi lebih keras. Hal ini harus juga diketahui dengan menghitung deyut nadi. Hal ini sering tidak dilakukan atau jarang dilakukan sebelum memulai berolahraga. Namun, tindakan tersebut harus dilakukan sebelum pemanasan. Hasilnya akan menjadi patokan, bolehkah kita berolahraga atau tidak boleh melakukan aktivitas olahraga. Dimana untuk menghitung denyut nadi, Dr Indra Tjahno SpKFR, spesialis kedokteran fisik rehabilitasi dari RS Husada Utama Surabaya, menunjukkan caranyanya, yakni: 220 dikurangi dengan usia. Hasil perhitungan tersebut diambil 75%. Itu adalah jumlah nadi maksimal dari masing-masing individu.
Kondisi fisik juga harus diperhatikan. Ketika tubuh terlalu capai atau sehabis marah-marah kepada anak, kepada karyawan, kepada siapapun tak disarankan langsung berolahraga. Begitu pula, bila ada bagian tubuh yang terasa myeri atau mengalami sesak napas, Indra meminta gejala tersebut tak dianggap remeh. Apalagi, bila memang menderita penyakit jantung. Bila sudah menderita penyakit jantung koroner (PJK), bisa melakukan beberapa latihan di rumah. Tujuannya mencegah kekambuhan, mengatur, dan meningkatkan fungsi pernapasan. Niniek Soetani SMPh, fisoterapis Siloam Hospitals Surabaya, mengatakan latihan itu sangat sederhana dan focus pada pernafasan. Juga mencegah kekakuan sendi dan memelihara fleksibilitas otot. “ jantung kan termasuk otot. Maka ia bisa dilatih agar tak terjadi kekakuan,” terangnya.
Terapi iyu diawali dengan pemanasan ringan selama 15 menit. “setelah itu, baru menginjak ke latihan inti selama 15-60 menit.”, jelas Niniek. Latihan inti untuk pasien PJK hampir sama dengan senam pernafasan. Posisinya bisa tidur terlentang, miring, duduk, kemudian berdiri lagi. “ awalnya, harus dengan instruksi trainer. Jika sudah kuat dan hafal, bisa dilakukan sendiri dirumah dengan pengawasan anggota keluarga,” imbuhnya. Terapi itu diakhiri dengan pendinginan selama 5-15 menit.

PENYEBAB DAN PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG
Sedangkan orang yang mengalami serangan jantung mendadak karena terdapat kerak di pembuluh koroner. Kandungannya plak yang berisi lemak. Penyumbatan pada pipa koroner itu bisa terjadi karena beberapa factor. Diantaranya kadar kolestrol yang tinggi. Factor resiko, seperti hipertensi, kegemukan, dan keturunan (genetik), ikut berpengaruh. Nah, lemak tersebut dibiarkan, maka akan menumpuk. Suatu saat, tumpukan plak itu akan menyumbat aliran darah. Atau, aliran darah yang deras membuat plak di dinding pembuluh darah terlepas. Kemudian, secara mendadak plak tersebut menyumbat pembuluh koroner. “kondisi inilah yang membuat serangan jantung. Dampaknya terjadinya kematian secara mendadak.
Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung, yaitu:
  • Memasuki usia 45 tahun bagi pria.
Sangat penting bagi kaum pria untuk menyadari kerentanan mereka dan mengambil tindakan positif untuk mencegah datangnya penyakit jantung.
  • Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi).
Wanita mulai menyusul pria dalam hal risiko penyakit jantung setelah mengalami menopause.
  • Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Riwayat serangan jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang tidak normal.
  • Diabetes.
Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah, namun karena kondisi komplikasi jantung mereka.
  • Merokok.
Resiko penyakit jantung dari merokok setara dengan 100 pon kelebihan berat badan - jadi tidak mungkin menyamakan keduanya.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Kegemukan (obesitas).
Obesitas tengah (perut buncit) adalah bentuk dari kegemukan. Walaupun semua orang gemuk cenderung memiliki risiko penyakit jantung, orang dengan obesitas tengah lebih-lebih lagi.
  • Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk merupakan salah satu akar penyebab penyakit jantung - dan menggantinya dengan kegiatan fisik merupakan salah satu langkah paling radikal yang dapat diambil.
  • Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa, bila menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi arithmias jantung yang membahayakan jiwa.
Namun makanan juga berperan penting dan besar dalam penyebab timbuknya penyakit jantung. Dimana tak sedikit yang mengaitkan makanan dengan kesehatan jantung. F. X. Wahyurin Mitano, ahli gizi RSUD dr Soetomo, memeberikan rambu-rambunya. Yaitu:
  1. Daging kambing memberikan sensasi panas yang mempercepat kerja jantung. Akibatnya tekanan darah meningkat. 
  2. Dalam sebutir kuning telur ayam atau itik (sekitar 50 gram), terkandung 242 mg kolesterol. Konsumsi kuning telur maksimal 2-3 butir dalam seminggu. 
  3. Kandungan utama dari kopi adalah kafein. Pada jantung, kafein berpengaruh pada aktivitas system saraf simpatis. Hal inilah yang membuat detak jantung meningkat 
  4. Pintar memilih makanan . dimana santan diganti kemiri, dan memperbanyak serat. 
  5. Gantikan gorengan dengan makanan berkukus, direbus, dan dipanggang. 
  6. Omega-3 membantu mencegah penggumpalan darah dan meningkatkan pelebaran pembuluh darah. Asalnya berasal dari ikan laut segar.
Inti penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyempitan pada dinding bagian dalam pipa koroner jantung. Biasanya, kata dr J. Nugroho SpJP, berbagai keluhan menyertai diantaranya masuk angin, dada terasa panas, hingga pingsan mendadak. Untuk sakit dada pada serangan jantung, rasanya biasanya terlokalisasi. Terutama di daerah tengah dada, menyebar ke lengan, leher, punggung, dan sering terasa seperti menekan. Ini biasanya berlangsung selama kira-kira 20 menit, diikuti sesak, pusing, mual, atau berkeringat. Sedangakn karakter sakit dada yang bukan karena serangan jantung, menurut Nugroho, memiliki beberapa tanda. Diantaranya adalah sakit dada pada waktu tarik nafas. Lokasinya diperut tengah atau bawah, dapat ditunjuk dengan satu jari, dapat timbul atau terasa dengan penekanan dinding dada atau pergerakan, dan lamanya hanya beberapa detik.
Namun cukup banyak kasus jantung tanpa keluhan apa pun. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RSUD dr Soetomo itu mengungkapkan empat diantara sepuluh penderita jantungan dan serangan jantung mendadak tak memiliki keluhan apapun. Bagaiman dengan nyeri di ulu hati? Apakah ini tanda-tanda serangan jantung. Nugroho menjelaskan, nyeri yang dirasakn di ulu hati belum tentu penyakit jantung. Bila berkaitan dengan jantung, fenomena tersebut merupakan nyeri yang dijalarkan dari jantung (referred pain). Hal itu merupakan reaksi lontaran otot jantung kekurangan oksigen. Reaksi hal tersebut lantas dikirim melalui saraf. Sehingga responsnya rasa nyeri yang menyebar pada bagian tubuh lainnya.
Hipertensi sering dihubungkan dengan penyakit jantung. Pada kondisi ini, aliran darah di dalam pembuluh darah ikut tinggi. Inilah yang menjadi resiko terkena PJK. Ada cara agar terhindar dari serangan jantung mendadak. Yaitu dengan menyarankan deteksi dini dengan check up jantung di usia 30. Karena lebih baik memeriksa lebih dini daripada sudah telanjur mengetahunya ketika sudah terkena penyakitnya.

Referensi:
  • Gowan Mary & Castolli William, Menjaga Kebugaran Jantung, tr.by: Patuan Raja; Sugeng Hariyanto & Sukon, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.
  • Koran Jawa Pos, Sabtu Tanggal 23 April 2011.
  • Patel Chandra, Panduan Praktis Mencegah & Mengobati Penyakit Jantung, tr.by: Alextri Aantjono Widodo, PT Gramedia, Jakarta, 1998.
  • Pearce Evelyn, Anatomi & Fisiologi Untuk Paramedis, tr.by: Sri Yuliani Handoyo, PT Gramedia, Jakarta, 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar